Rabu, 02 Maret 2011

Ahli Pikir


Oleh KH ABDULLAH GYMNASTIAR

Apapun OPINI yang berkembang tentang AA Gim, tapi apa yang ia katakan dan ia tulis dalam karya bukunya bisa membuat orang sadar dan mawas diri... Aa Gim banyak memberi motivasi.
Semoga bermanfaat....


Post Oleh: Rosi NS, S.Pd.I


Pada dasarnya setiap muslim haruslah menjadi seorang hamba ahli pikir atau minimal selalu menempa diri untuk menjadi seorang hamba ahli pikir. Seorang hamba ahli pikir akan selalu berusaha menjadi seorang yang terlatih, terampil, dan terbiasa berpikir efektif, kreatif, sistematis, dan positip. Sehingga mampu membuat perencanaan, melaksanakan rencana, dan mengambil keputusan yang tepat, cepat, dan akurat berdasarkan hasil analisa optimal dalam segala situasi dan kondisi.
Keseharian yang dilakukannya adalah optimalisasi kemampuan berPikirnya, kemampuan bertafakurnya dalam rangka menggali hakikat kebenaran, hikmah dibalik kejadian, juga potensi dalam diri dan lingkungannya sehingga akan muncul sikap yang arif, efektif, dan tepat dalam mengatasi berbagai tantangan dan masalah yang ada.
Semua yang dilakukannya adalah buah dari optimalisasi pikirannya dalam menangkap tanda-tanda atau ayat-ayat Allah di alam semesta. Allah SWT dalam hal ini berfirman, “Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang yakin dan juga pada dirimu sendiri . Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” [Q.S. Adz Dzariyaat (51):20-21]. Dalam ayat lain Allah berfirman, “Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya” [Q.S. Al Baqarah (2):16-17].

Berikut ini adalah sebagian dari ciri-ciri dari seorang hamba ahli pikir.

a. Berpikir Efektif dan Positip
Seorang hamba ahli pikir hendaknya terlatih dan terbiasa berpikir efektif dan efisien, sangat hemat dari pikiran sia-sia bahkan sangat menjauhi pikiran kotor atau pikiran apapun yang merusak. Setiap berpikir selalu diawalinya dengan niat yang baik dan tulus dengan tekad menemukan solusi terbaik yang paling luas manfaatnya dan yang paling minimal menimbulkan kerugian. Maka seorang hamba ahli pikir selalu berpikir positip, senang berpikir keras, berpikir cepat dan epektif, tajam dan kritis serta terlatih untuk menemukan masalah dan potensi masalah. Sanggup berpikir keras untuk merencanakan, memecahkan, dan melaksanakan penyelesaiaan masalah dengan baik dan benar. Tidak pernah, mau berpikir jahat, keji, mesum, kotor, berangan-angan kosong, lamunan hampa makna, atau pikiran negatif lainnya. Hal ini buah dari pemahaman yang benar terhadap sabda Rasulullah SAW, “Diantara tanda kebaikan akhlak manusia muslim itu adalah meninggalkan yang tidak perlu” (H.R. Turmudji). Dalam hal ini Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusu dalam shalatnya. Dan orang-orang yang berjuang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna” [Q.S. Al Mukminun (23):1-3].

b. Analisa Diri
Seorang hamba ahli pikir hendaknya memiliki kemampuan untuk berpikir keras dalam menemukan aneka potensi, bakat, dan karakter positip maupun negatif serta masalah yang ada pada dirinya secara objektif. Sehingga mampu menata rencana dan melakukan perubahan atau perbaikan yang paling sesuai untuk perkembangan kemajuan dirinya serta mampu mengukur dan menempatkan diri dengan tepat. Artinya, seorang hamba ahli pikir akan mampu dengan jeli melihat dan menilai peluang-peluang bagi dirinya, baik itu berupa kesempatan-kesempatan untuk berprestasi, kesempatan-kesempatan untuk berpengalaman, bahkan kesempatan-kesempatan untuk mencoba dan gagal sehingga ia bisa mengambil keberuntungan dari padanya untuk kepentingan dan kesuksesan dunia dan akhiratnya.

c. Analisa Lingkungan
Seorang hamba ahli pikir hendaknya memiliki kemampuan untuk menganalisa situasi, kondisi, potensi dan masalah lingkungan di sekitarnya dalam bentuk dan sekala apapun. Sehingga dapat membuat perencanaan dan tindakan timbal balik yang positip, memberi manfaat maksimal bagi lingkungan dan mengambil manfaat yang optimal dari lingkungannya. Lingkungan beserta aneka macam kejadiannya yang terlihat ataupun yang kasat mata baginya merupakan mahaguru dengan beragam ilmu yang merupakan tempat belajar baginya yang sangat berarti.

d. Berpikir Maju
Seorang hamba ahli pikir hendaknya memiliki kemampuan berpikir keras pelbagai alternatif langkah-langkah jauh ke depan. Pribadinya selalu berupaya meluaskan wawasan dan berpikir untuk maju. Disamping itu ia juga mampu memperhitungkan prospek, peluang berikut tantangan, hambatan, dan segala konsekuensinya sehingga ia dapat mengatur strategi yang tepat dalam menggapai tujuannya. Diusahakannya untuk selalu berpikir penuh inisiatif dan berpikir kreatif, dan juga senang dengan ide-ide baru. Senantiasa diasah pikirannya dengan bertukar pikiran, merenung dan bertafakur, membaca, benchmarking (studi banding), studi kasus, atau aneka cara lainnya yang dapat semakin membuka dan memperluas wawasan berpikirnya.

e. Berpikir Fokus dan Sistematis
Seorang hamba ahli pikir hendaknya mampu berkonsentrasi, berpikir tajam dan mendalam. Pikirannya selalu dikelola secara sistematis dengan menyusun prosedur pelaksanaan tugas secara detail dan akurat. Pikirannya yang terfokus dan tersistematis ini adalah buah dari pemahaman yang benar terhadap potensi, bakat, dan karakter dirinya yang pada akhirnya membuahkan lompatan-lompatan kemampuan berpikirnya jauh di atas standar rata-rata.

f. Evaluator
Seorang hamba ahli pikir hendaknya memiliki kemampuan untuk senantiasa mengevaluasi setiap pemikiran dan tindakan apapun yang dilakukannya, sehingga dapat melakukan perbaikan dari segala sisi secara berkelanjutan terus menerus tiada henti. Kemampuan dan dan kesungguhan dalam mengevaluasi pemikiran dan tindakan yang telah dilakukan, dan segera memperbaiki diri begitu ditemukan kesalahan, serta bertanggungjawab dengan sungguh-sungguh dan tulus, niscaya hal itu akan memperbaiki kesalahan diri dan akan menjadi pancaran yang akan turut menghapuskan kesalahan yang pernah ada. Evaluasi juga dapat berfungsi sebagai kontrol agar kita tidak kebablasan dalam melakukan kesalahan. Percayalah merenung sejenak untuk mengevaluasi membuat karya kita akan semakin bermutu. Allah SWT dalam hal ini berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [Q.S. Al Hasyr (59): 18]. Wallahu a’lam***

Tidak ada komentar: