Rabu, 02 Maret 2011

Berani Mengambil Resiko


Oleh KH ABDULLAH GYMNASTIAR

Apapun OPINI yang berkembang tentang AA Gim, tapi apa yang ia katakan dan ia tulis dalam karya bukunya bisa membuat orang sadar dan mawas diri... Aa Gim banyak memberi motivasi.
Semoga bermanfaat....


Post Oleh: Rosi NS, S.Pd.I

SEMAKIN orang dewasa, masalah yang dihadapi tidak lagi sekedar memilih mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang putih dan mana yang hitam. Seringkali kita dihadapkan pada pilihan yang sama-sama sulitnya. Di sini kita disuruh memilih antara yang baik dengan yang lebih baik. Atau kita disuruh menghindari dua pilihan antara yang buruk dengan yang lebih buruk. Dibutuhkan ilmu yang lebih matang untuk menghindari kesalahan saat memilih.
Tidak ada ujian yang mudah, tapi tidak ada juga ujian yang sulit. Dari segala permasalahan yang kita hadapi pasti ada jalan keluarnya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Insyirah ayat 6:“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Tinggal kita yang kemudian harus mempersiapkan mental yang baik untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Kita akan selalu siap menerima resiko apapun sekalipun itu resiko terberat jika kita yakin bahwa ujian apapun yang kita jalani adalah merupakan kasih sayang Allah yang harus kita terima dengan kesabaran dan hati yang bersih.
Satu hal yang harus dimiliki adalah ‘keberanian’. Sejauh mana keberanian kita untuk untuk mengambil keputusan dan siap dengan resikonya. Keputusan apapun yang kita ambil pasti mengandung resiko yang harus ditanggung. Dalam Qur’an surat Ali Imran ayat 159 Allah SWT berfirman: “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.”
Jika semua cara telah kita tempuh, ada prosedur terbaik yang dicontohkan oleh Rasulullah saat mendapatkan kebimbangan hati yaitu melakukan shalat istikharah. Biasanya, jika kita telah melakukan pendekatan rohani pada Allah Swt, hati kita akan tenang walaupun keputusan belum bisa ambil. Sebab, “Allah tidak akan membebani seseorang, kecuali sesuai dengan kesanggupannya.” (Q.S. Al Baqarah 2: 286).
Demikian pula keberhasilan dalam mengatasi kebimbangan sangat tergantung pada keberanian kita untuk mengambil langkah yang tepat dan mantap serta kesiapan kita untuk menghadapi kemungkinan resikonya. Apabila bisa tetap tegar pada saat menghadapi kekecewaan pada pilihan tersebut, maka langkah-langkah kita bisa tetap tenang. “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.” (Q.S. Al Baqarah 2: 216).
Orang yang memiliki kelebihan akan dihadapkan pada alternatif-alternatif pilihan yang sulit dan mengandung resiko besar. Di sanalah letak kebaikannya. Jika kita berbicara tentang hati, maka kita bicara tentang suka atau tidak, benci atau cinta, dan perasaan hati lainnya lagi. Dan tentu saja penilaiannya akan sangat subyektif. Mudah-mudahan bermanfaat ulasan sederhana di bulan suci ini bermanfaat. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar: