Rabu, 02 Maret 2011

Berpikir Positif


Oleh KH ABDULLAH GYMNASTIAR

Apapun OPINI yang berkembang tentang AA Gim, tapi apa yang ia katakan dan ia tulis dalam karya bukunya bisa membuat orang sadar dan mawas diri... Aa Gim banyak memberi motivasi.
Semoga bermanfaat....


Post Oleh: Rosi NS, S.Pd.I


“Sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim kepada manusia sedikitpun, tetapi manusia itulah yang berbuat zhalim pada diri mereka sendiri.” (QS Yunus 11: 44)

ALLAH yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah menciptakan jagad raya alam semesta ini dengan rapih, sempurna, teratur, indah dan mengesankan. Hidup ini pun jadinya terasa indah. Namun, mengapa masih begitu sering kita temukan betapa tidak sedikit orang yang merasakan hidup ini terasa sumpek, penuh kesulitan, dan masalah, sehingga tiada lagi keindahan dan bumi pun terasa sempit menghimpit? Rahasianya ternyata terletak pada ketidakmampuan untuk berfikir positif dalam menyikapi aneka kejadian dan masalah yang datang menerpa.
Berfikir positif kebalikannya adalah berfikir negatif orang yang tidak mampu berfikir positif dan memandang segala sesuatu yang terjadi nyaris selalu dari pola pikir negatif. Penuh syak wasangka dan mereka-reka segala apa yang belum terjadi. Sayangnya, rekaan-rekaannya itu tidak pernah berupa hal yang menyenangkan. Sebaliknya, selalu saja hal-hal yang sulit dan akan menyusahkan,yang dibayangkan seolah-olah pasti terjadi dan akan menimpa dirinya.
Akibatnya, hati dan pikirannya tidak pernah merasakan kelapangan. Belum apa-apa sudah resah, gundah, gelisah, gampang curiga, dan tegang. Padahal, peristiwanya saja belum terjadi dan segala yang dikarang-karang oleh pikirannya itu belum tentu terjadi. Pendek kata, hidup ini pun jadi jauh dari keindahan. Hidup yang pada hakikatnya penuh keindahan ini menjadi tidak lagi indah disebabkan salah memasang hati dan pikiran.
Oleh karena itu, adalah teramat penting memasang hati yang bening dan pikiran yang positif di dalam memandang orang lain, sehingga tali kasih sayang itu akan lebih mudah terjalin dan berkelindan erat dalam wujud persahabatan dan persaudaraan yang indah dan abadi.
Beberapa resep berikut ini insya Allah dapat dicoba diterapkan seraya memohon kekuatan kepada Allah Azza wa jalla agar tebaran kasih sayang dapat tertabur dilubuk hati orang-orang yang berharap dapat karunia kasih sayang yang jauh lebih besar dari-Nya.
Yang pertama adalah bersibuk-sibuklah melihat aneka kebaikan orang lain dan belajarlah mengakui dengan jujur segala kelebihan yang dimilikinya. Ada kalanya kita memang merasa begitu sebal kepada seseorang, sehingga hati pun sera-merta kotor. Setiap kali bertemu dengannya dan serta-merta senang begitu mendengar orang itu mendapat musibah. Padahal, segala kedengkian kita tersebut tidak akan mengubah apapun. Sebaliknya, kedengkian itu malah akan membuat kita semakin menderita karena yang membagikan rezeki dan berbagai karunia itu adalah Allah semata dan sama sekali tidak akan terhalang oleh sebab kedengkian kita.
Berantaslah hati dan pikiran buruk tersebut, akui kalau ia memang lebih pintar, akui bahwa ia memang lebih lkhlas. Belajarlah menerima kenyataan. Kalau orang tersebut mendapat pujian dari orang lain, hendaknya kita pun ikut memujinya. Ingat-ingatlah kebaikan yang pernah dilakukannya terhadap kita walaupun kecil dan sudah lampau. Ingat-ingatlah segala kebaikannya walaupun sekarang ia tengah menyakiti dan melukai hati.
Mungkin ketika kecil kita pernah diberi sesuatu olehnya. Waktu dikelas kita mungkin pernah dipinjami ballpoin. Ketika pulang sekolah mungkin pernah dibonceng dengan motornya. Ketika suatu kali bertemu ia pernah melempar senyum. Semakin kita gemar mengingat-ngingat ataupun lebih memfokuskan pikiran kepada segala kebaikan yang pernah diperbuatnya kepada kita seraya berusaha mengubur dan melupakan sedemikian rupa keburukan dan kekurangannya, subhanallah, kita akan kaget mendapati hati ini menjadi jernih, lebih sejuk, lebih indah, dan lebih lapang. Dan tidak usah heran kalau perilaku kita pun akan tampak lebih mengesankan dan lebih bijaksana.
Percayalah, bahwa teman-teman yang punya banyak kekurangan dan pernah menyakiti kita itu, ternyata mereka pun insya Allah memiliki kebaikan-kebaikan yang layak kita ingat.karena siapa tahu segala kebaikannya itu lebih diterima oleh Allah. Karenanya, bersiap-siaplah merasa sengsara bagi siapa saja yang tidak mau dengan jujur mengakui kebaikan orang lain. Bersiap-siaplah pula untuk memiliki hati yang lapang dan kemampuan untuk bersilaturrahmi bagi orang yang mengingat, mengakui, dan berterima kasih atas kebaikan-kebaikan orang lain terhadap kita sekecil apapun jua.
Hal berikutnya agar hati kita bisa jernih dalam bergaul dengan sesama manusia adalah berhenti dari mengingat-ingat kebaikan yang pernah kita lakukan terhadap orang lain. Semakin sering mengingat dan mengungkit-ungkit kebaikan yang pernah kita lakukan, akan semakin merasakan seakan-akan orang lain berhutang kepada kita. Akibatnya, kalau orang-orang yang pernah dibantu dan ditolong itu tidak berterima kasih, serta merta hatipun menjadi kecewa dan menganggap mereka itu orang-orang yang hina dan kotor karena menjadi gemar meremehkan dan merendahkan orang lain serta merasa diri sendirilah orang yang paling berjasa.
Begitu banyak orang yang menghancurkan pahala amalannya dikarenakan gemar menyebut jasa-jasanya sendiri. Padahal, sebetulnya bukanlah kita yang memberikan pertolongan. Bukanlah kita yang membantu membayarkan utang-utang. Bukanlah kita yang melapangkan urusan-urusan. Melainkan Allah-lah yang menolong orang-orang yang kita tolong itu. Sedangkan kita hanyalah sekedar jalan dari Allah agar sampai pertolongan-Nya kepada mereka.
Tanamkan keyakinan bahwa Allah memilih kita menjadi jalan rezeki, jalan kebahagiaan, jalan ilmu, dan jalan hidayah bagi sesama tiada lain agar kita ikut kebagian pahalanya kalau kita tawadhu, bersyukur, dan ikhlas. Sesungguhnya Allah Maha Berkuasa memberikan pertolongan kepada makhluk-makhluk-Nya melalui siapa saja. Bisa lewat kita, tetapi juga bisa lewat orang lain. Namun, sebetulnya harus merasa beruntung karena justru kitalah yang terpilih oleh-Nya menjadi jalan bagi sampainya pertolongan Nya tersebut
Oleh karena itu, jangan hilangkan pahala amalan dengan cara menyebut-nyebutnya karena bukan kita sebenarnya yang berjasa, tetapi Allah-lah yang menurunkan pertolongan, sedangkan kita hanya sekedar jalan, sehingga dengan begitu kitalah yang beruntung. Perkara mau berterimakasih atau tidak, itu sama sekali tidak akan pernah merugikan kita.
Bahkan sebenarnya kitalah yang harus berterima kasih kepada orang yang kita tolong itu karena dengan adanya mereka kita mendapatkan ganjaran. Tanpa keberadaan mereka yang butuh pertolongan itu, justru rugi karena hidup kita tidak bermanfaat. Bukankah salah satu ciri kasih sayang Allah kepada hamba-Nya adalah ketika sang hamba dijadikan-Nya jalan untuk menolong sebanyak mungkin orang lain, menjadi jalan rezeki bagi yang berada dalam kesesatan, menjadi ilmu bagi yang tidak tahu, menjadi jalan kebahagiaan bagi yang dirundung kemalangan, dan menjadi jalan pembela bagi yang lemah dan teraniaya? Allah-lah yang memberi karunia kemampuan semua itu.
Inilah langkah-langkah penting dalam berpikir positif sebagai modal dasar agar memiliki kemampuan yang mengesankan dalam menjalin silturrahmi dengan sesama manusia.. Sungguh, hidup ini akan terasa jauh lebih indah jikalau kita memiliki kemampuan seperti ini.Insya Allah.Wallahua’lam.

Tidak ada komentar: