Rabu, 02 Maret 2011

Menumbuhkan Percaya Diri


Oleh KH ABDULLAH GYMNASTIAR

Apapun OPINI yang berkembang tentang AA Gim, tapi apa yang ia katakan dan ia tulis dalam karya bukunya bisa membuat orang sadar dan mawas diri... Aa Gim banyak memberi motivasi.
Semoga bermanfaat....


Post Oleh: Rosi NS, S.Pd.I


PERCAYA diri merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan seseorang. Sebab dengan kepercayaan diri, berarti seseorang telah memiliki keyakinan diri yang baik. Sayangnya, tak jarang soal percaya diri ini menjadi problem bagi sebagian orang. Akibatnya, muncullah rasa minder yang malah akan menghambat kemajuannya. Lalu bagaimana caranya untuk menumbuhkan kepercayaan diri? Di sini, Aa setidaknya mencatat bahwa ada tujuh langkah yang dapat ditempuh untuk menumbuhkan kepercayaan diri. Baiklah, kita urai satu persatu dan semoga bermanfaat.
Pertama, kita harus benar-benar menyadari bahwa Allah menciptakan kita benar-benar dengan perhitungan dan pertimbangan Yang Maha Cermat. Seperti di firmankan Allah SWT dalam Surat At Tiin ayat 4 ”La qad khalaqnal insaana fii ahsani taqwiim”(”Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”)
Saudaraku, jangan sekali-kali kita menyesali kenapa kita terlahir ke dunia ini. Yakinlah Allah menciptakan manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Kita berbeda dengan tumbuhan, binatang, jin, atau malaikat, karena diberi kebebasan memilih untuk sukses atau gagal. Tentunya pilihan kita adalah sukses. Kita tidak diciptakan untuk gagal. Jika kita gagal, itu pasti bukan kehendak Allah, melainkan karena kita tak serius memompa potensi yang dikaruniakanNya. yaitu diberikan akal untuk memilih kebaikan atau keburukan. Apalagi kalau kita ingat tentang bagaimana sperma berjumpa dengan sel telur. Bukankah diantara 250 juta sperma yang terpancar untuk berlomba berjumpa dengan sel telur hanya satu saja yang berhasil? Dan itu adalah kita. Jadi tanpa kita sadari kita pernah bertarung dengan begitu banyak calon manusia lainnya. Itulah yang harus membuat kita yakin bahwa kita ini adalah orang yang memiliki potensi untuk sukses.
Kedua, belajarlah mensyukuri nikmat yang Allah berikan. Alhamdulillah akal bisa berpikir, mata bisa melihat, telinga bisa mendengar, mulut bisa berkata, dan hati masih memiliki iman. Kalau tak bisa mendengar, Alhamdulillah masih bisa membaca. Kalau tunanetra, Alhamdullilah, ternyata telinganya masih bisa. mendengar, begitulah seterusnya.
Cari nikmat Allah yang masih bisa kita syukuri karena setiap kali bersyukur, setiap kali pula datang nikmat lainnya. Jadi, daripada kita memikirkan yang tak ada lebih baik kita memikirkan potensi yang ada. Demikian pula, carilah kejadian masa lalu yang membuat kita sadar bahwa kita pernah berbuat sesuatu atau mungkin kita pernah mengalami situasi sulit yang berhasil kita atasi.
Ketiga, bacalah potensi diri. Segeralah lacak, gali, dan eksplorasi potensi sukses yang ada pada diri kita. Misalnya dengan bertanya kepada ibu, bapak, suami, istri, atau teman dekat. Termasuk juga mengikuti psikotes dan mendatangi para ahli seperti psikiater, dokter bahkan kiai untuk melacak potensi kita. Karena bisa jadi sangat banyak potensi yang kita miliki tanpa kita sadari, sehingga tidak berhasil kita gali.
Keempat, paculah diri kita untuk terus belajar dari orang-orang yang sukses. Salah satu caranya dapat kita lakukan dengan bertemu atau membaca buku biografi orang-orang yang sukses. Mengapa? Karena biasanya jika mendengar kisah dari orang-orang yang sukses dapat menumbuhkan semangat. semakin banyak input dari kisah orang-orang yang berhasil bangkit dari keterpurukan, Insya Allah akan membangkitkan pula inspirasi kita.
Makin banyak input tentang bagaimana orang bisa bangkit dari keterpurukan, akan makin terbakar semangat. Misalnya tentang bagaimana Nabi Muhammad diboikot dan diusir dari tanah kelahirannya, tapi bisa kembali lagi dengan membangkitkan moral. Beliau juga seorang yatim piatu yang bisa menjadi pengusaha sukses.
Kelima, carilah lingkungan yang bisa memotivasi kita untuk sukses. Kita harus mulai senang bergaul dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk bangkit. Bergaul dengan orang-orang yang percaya diri akan berbeda dibandingkan bergaul dengan orang-orang yang gagal. Sebab bergaul dengan orang-orang yang percaya diri, Insya Allah semangatnya akan menular kepada diri kita. Jadi, ”salah dalam memilih teman, salah dalam memilih pergaulan = salah dalam memompa kemampuan kita.”
Keenam mulailah berani untuk berbuat dan mengarungi risiko. Do It Now! Lakukan sekarang juga dengan keberanian yang telah kita miliki. Karena setiap kali kita bertambah pengalaman, Insya Allah akan menambah percaya diri.
Ketika mencoba sesuatu kita harus siap dengan hasil yang sesuai atau tidak sesuai dengan keinginan. Kalau hasilnya tak sesuai dengan keinginan, bisa jadi itulah yang terbaik menurut Allah Azza wa Jalla. Tak harus semuanya sesuai keinginan. Yang harus itu adalah berani berbuat sesuatu sepanjang masih dalam kebaikan. Yang disebut gagal itu jika niatnya jelek, ikhtiarnya tak maksimal atau tak mau ikhitar. Kalau kita sudah mencoba, maka niatnya saja sudah menjadi amal. Orang yang gagal adalah orang yang tak pernah berani mencoba. Bukankah menaiki anak tangga kelima puluh harus diawali dengan tangga pertama?
Ketujuh, bertawakal. Sesudah perhitungan kita matang, selanjutnya kepercayaan diri akan bertambah dengan memperkokoh ibadah dan doa kita, karena doa dan ibadah dapat mengundang pertolongan Allah. Semakin kokoh ibadah kita, shalat kita, makin kuat doa-doa kita, dan keyakinan kita dengan pertolongan Allah, maka akan makin mengundang pertolongan Allah. Dan itu bisa meningkatkan percaya diri.
Demikianlah sahabat-sahabat sekalian, sedikit kiat sederhana dalam menata kepercayaan diri. Yakinlah, Allah tak akan menyia-nyiakan amal yang kita lakukan. Tak usah panik menghadapi hidup yang serba ruwet dan sempit. Anggaplah sebagai ladang dari Allah untuk membangkitkan kemampuan kita. Kelapangan kadang tak menjadikan orang kreatif, tapi kesulitan seringkali menjadikan orang kreatif. Wallahua’lam.

Tidak ada komentar: