Rabu, 02 Maret 2011

Daya Kreativitas


Oleh KH ABDULLAH GYMNASTIAR

Apapun OPINI yang berkembang tentang AA Gim, tapi apa yang ia katakan dan ia tulis dalam karya bukunya bisa membuat orang sadar dan mawas diri... Aa Gim banyak memberi motivasi.
Semoga bermanfaat....


Post Oleh: Rosi NS, S.Pd.I


Ada sesuatu yang perlu kita syukuri dalam hidup ini, yakni daya kreativitas. Lihat peniti, itu adalah hasil daya kreativitas dari sebatang kecil besi yang di bengkok-bengkokan, namun luar biasa sekali manfaat dari peniti itu. Barangnya kecil, sederhana tetapi efektif, (maaf) baju atau celana bisa rapat atau tidak melorot karena peniti, dan juga masih banyak lagi contoh yang lainnya.

Kita harus tahu bahwa begitu banyaknya yang bernilai itu sebenarnya merupakan hasil kreatif. Jadi kita ini bisa kaya sekali karena sebenarnya dengan kreativitas. Pernah suatu saat saya bertemu dengan seseorang yang mengatakan "Saya ini tidak percaya dengan mukjizat!" Lalu saya balik bertanya, "Kenapa Pak? Ia lalu menjawab lagi, "Karena mukjizat itu tidak sesuai dengan hukum alam". Lalu saya balik bertanya lagi, "Sampai sejauh mana kita mengetahui hukum alam? Karena sesuatu yang kita anggap impossible (tidak mungkin) sekarang adalah hukum alam juga. Hanya karena ilmu dan wawasannya sajalah belum sampai kepada kita. Padahal, banyak hal yang mungkin di zaman dulu mustahil, contohnya seperti pembicaraan jarak jauh, yang dulu tidak terbayang bisa dilakukan, tapi kini justru dengan teknologi menjadi sangat mudah dilakukan”.

Artinya dari percakapan ini ialah, kita tidak boleh mengunci diri oleh sesuatu yang dianggap baku, atau dianggap telah ada. Mengapa? Karena di dunia ini begitu banyak peluang untuk menemukan sesuatu yang baru, menemukan hal-hal yang lebih efektif dan efisien dari segala sisi. Kita tidak boleh terkunci dengan apa yang telah terjadi, karena langkah kreativitas kita masih teramat dahsyat.

Orang-orang yang akan kredibel atau terpercaya adalah orang-orang yang terus mengembangkan daya kreativitas dan kemampuan inovasinya dalam hal apapun, terutama untuk hal-hal yang positif. Handphone, contohnya kita lihat sekarang ini antara merk-merk terkenal saling bertarung luar biasa dengan inovasi dan kreasi-kreasi baru. Mengapa ini terjadi? karena mereka harus mempertahankan kredibilitasnya agar tidak ditinggalkan oleh para konsumennya.

Begitupun kita sebagai anak, jika hilang kreativitasnya maka orang tua perlahan-lahan akan hilang kepercayaannya. Begitupun ketika kita jadi sarjana, suatu saat kita disegani, tetapi besok lusa jika kita tidak kreatif dalam mengisi hari-hari kita maka lambat laun akan hilang kepercayaan orang kepada kita.

Pemimpin contohnya, mungkin hari pertama disegani, hari kedua disegani, tetapi hari ketiga, lambat laun ketika kita tidak terlihat kreativitasnya untuk menyelesaikan masalah, maka lambat laun pula akan hilang kredibilitasnya, tidak lagi dipercaya dan hilang wibawanya.

Dari sisi apapun, kita membutuhkan daya kreativitas. Salah satu caranya adalah kita harus mempunyai keberanian untuk melakukan hal yang baru. Karena berbeda itu tidak selamanya menunjukan keburukan. Seperti Manajemen Qolbu ini, contohnya, kita kemas dakwahnya dengan sederhana, Kita arahkan lebih ringan, dengan meminimalisir teori yang mendalam namun bersifat aplikatif, ini sebenarnya merupakan upaya terobosan.

Dan kita jangan terbelenggu dengan apa yang telah kita miliki. Misalkan, Aa kuliahnya elektro, tapi hobinya dulu bisnis. Orangtua tentara dan saat itu Aa bercita-cita ingin jadi tentara. Tetapi dengan ijin Allah terjadilah perubahan. Perubahan semacam ini tidak selalu berarti musibah. Sebab, ada orang pernah menanyakan, "Apa tidak kufur nikmat kuliah elektro, tetapi sekarang jadi seperti ini? Saya pun menjelaskan, "Kuliah elektro itu kan hanya beberapa jam saja sehari, waktu yang kita isi selama 24 jam kan ilmu juga.

Tidakkah kita bisa mengemas selama kuliah, baik itu hubungan dengan sesama, atau hubungan bisnisnya, organisasi, semua itu merupakan aset pengembangan diri. Tentu saja tidak harus semua lantas beralih profesi, tetapi jangan sampai kuliah ini membelenggu seakan-akan kita hanya ada dalam wadah yang bersangkutan.

Justru dari kuliah inilah tempat Aa membaca potensi, mengembangkan potensi agar dapat melejitkan diri. Kalaupun kita ingin menjadi insinyur yang baik, baik sekali itu. Tetapi kekayaan kita bukan kekayaan insinyurnya. Karena kekayaan kita adalah kekayaan pribadi, baik itu kemampuan mandiri, maupun kemampuan manajemennya. Jadi, kemampuan kita itu harus berkembang, tidak hanya pada satu bidang saja agar kemampuan kita melesat jauh melampaui gelar kesarjanaan kita saat ini.

Jadi begitu luar biasanya bila kita dapat berkreasi, berinovasi dan menerobos hal-hal yang ada dengan diawali oleh perhitungan, dan jangan terbelenggu oleh pendapat, sistem dan lingkungan yang telah ada sebelumnya. Bahkan itu semua merupakan tantangan kita untuk terus berekreasi. Oleh karena itu, jangan mogok hanya karena tatanan yang telah dibentuk.

Hidup ini penuh peluang untuk berkarya terus, berkreasi terus dan membuat hal-hal yang baru. Karena inilah sebenarnya episode hidup yang harus kita jalani yaitu untuk mempersembahkan yang terbaik bagi dunia dan bermakna bagi akhirat kelak.Wallahu a`lam bishshawaab.

Tidak ada komentar: